Pada pertemuan tahunan para ahli Silisium bulan Mei tahun 2000 di Trom Norwegia, diperoleh ide untuk memanfaatkan pasir sebagai sumber energi alternatif masa depan yang diungkapkan oleh Prof. Nobert Auner dari Universitas Frankfurt Jerman (Kompas edisi 14 April 2003).
Selama bertahun-tahun sejak masa Orde Baru sampai Orde Reformasi, pasir laut ditambang secara besar-besaran dengan kapal-kapal keruk. Pasir itu dijual ke Singapura dan dipakai negara jiran itu untuk mereklamasi pantainya sehingga negara pulau itu bertambah areanya. Jadi, pasir laut itu hanya dinilai sebagi tanah uruk (landfill), dan karena dibeli secara borongan dengan partai besar, harganya sangat murah.
Permasalahan yang coba kami angkat menjadi karya tulis adalah bagaimana memanfaatkan pasir sebagai sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir(PLTN)?
Menurut Wahyu Suparton beberapa kemungkinan dalam pemanfaatan pasir yaitu (1) pasir terdapat dibanyak tempat, baik dalam bentuk batuan atau pasir seperti di gurun. Pasir sebagian besar tersusun oleh silisium oksida, sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku produksi silisium, (2) Silisium murni merupakan bahan baku industri yang bernilai milyaran dolar karena silisium merupakan bahan baku untuk memproduksi chip komputer dan silikon.
Menurut Aranggraito Pramudito APU dari PPNY-BATAN, selain mengandung silicon, pasir laut yang dijual murah ke Singapura itu juga mengandung torium. Torium (Th-232) ialah bahan bakar subur (fertile).Torium adalah unsur nomor atom 90 dalam Tabel Periodik Unsur. Di dalam inti atomnya terdapat 90 Proton.
Dalam Uranium alam, kadar uranium 233 (U-233) teramat sangat rendah, terdapat U-233 yang terbelahkan ini dapat diperoleh dari Th-232. Dengan menangkap neutron, Th-232 menjadi terteral (excited) dan memancarkan sebagian energinya berupa sinar gama. Secara terperinci, reaksi inti yang tejadi adalah sebagai berikut:
90 Th 232 + 0 n 1 → 90 Th 233
90 Th 233 → 92 U 233 + 2 -1e 0
Reaktor nuklir berbahan bakar pasir atau dikenal dengan reaktor silisium merupakan reaktor yang ramah lingkungan, karena dalam proses pembakaran untuk menghasilkan reaktor ini menggunakan gas O2 dan N2 yang banyak tersedia di udara bebas. Panas yang dihasilkan dari proses pembakaran dapat digunakan untuk menjalankan turbin yang dapat menghasilkan energi listrik. Selain dihasilkan energi panas, dalam proses pembakaran juga dihasilkan : (1) pasir dan silisium nitrit dapat digunakan untuk memproduksi keramik atau gelas, (2) gas yang mempunyai komposisi 80% gas N2, CO2 dan O2 yang mirip komposisi gas di udara bebas sehingga tidak banyak menimbulkan polusi, (3) gas NH3 atau amoniak sebagai bahan baku pembuatan pupuk urea, dan (4) gas CO2 yang dikeluarkan selama proses dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan mentana, bahan bakar pengganti bensin .
Akhirnya kami menyarankan pengetahuan awal tentang pasir sebagai energi alternatif masa depan masih perlu dikembangkan lebih lanjut, dan (2) perlu perhatian dari pemerintah, perusahaan, lembaga peneliti dan perguruan tinggi untuk memberikan prioritas dalam mengembangkan energi masa depan.
Selama bertahun-tahun sejak masa Orde Baru sampai Orde Reformasi, pasir laut ditambang secara besar-besaran dengan kapal-kapal keruk. Pasir itu dijual ke Singapura dan dipakai negara jiran itu untuk mereklamasi pantainya sehingga negara pulau itu bertambah areanya. Jadi, pasir laut itu hanya dinilai sebagi tanah uruk (landfill), dan karena dibeli secara borongan dengan partai besar, harganya sangat murah.
Permasalahan yang coba kami angkat menjadi karya tulis adalah bagaimana memanfaatkan pasir sebagai sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir(PLTN)?
Menurut Wahyu Suparton beberapa kemungkinan dalam pemanfaatan pasir yaitu (1) pasir terdapat dibanyak tempat, baik dalam bentuk batuan atau pasir seperti di gurun. Pasir sebagian besar tersusun oleh silisium oksida, sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku produksi silisium, (2) Silisium murni merupakan bahan baku industri yang bernilai milyaran dolar karena silisium merupakan bahan baku untuk memproduksi chip komputer dan silikon.
Menurut Aranggraito Pramudito APU dari PPNY-BATAN, selain mengandung silicon, pasir laut yang dijual murah ke Singapura itu juga mengandung torium. Torium (Th-232) ialah bahan bakar subur (fertile).Torium adalah unsur nomor atom 90 dalam Tabel Periodik Unsur. Di dalam inti atomnya terdapat 90 Proton.
Dalam Uranium alam, kadar uranium 233 (U-233) teramat sangat rendah, terdapat U-233 yang terbelahkan ini dapat diperoleh dari Th-232. Dengan menangkap neutron, Th-232 menjadi terteral (excited) dan memancarkan sebagian energinya berupa sinar gama. Secara terperinci, reaksi inti yang tejadi adalah sebagai berikut:
90 Th 232 + 0 n 1 → 90 Th 233
90 Th 233 → 92 U 233 + 2 -1e 0
Reaktor nuklir berbahan bakar pasir atau dikenal dengan reaktor silisium merupakan reaktor yang ramah lingkungan, karena dalam proses pembakaran untuk menghasilkan reaktor ini menggunakan gas O2 dan N2 yang banyak tersedia di udara bebas. Panas yang dihasilkan dari proses pembakaran dapat digunakan untuk menjalankan turbin yang dapat menghasilkan energi listrik. Selain dihasilkan energi panas, dalam proses pembakaran juga dihasilkan : (1) pasir dan silisium nitrit dapat digunakan untuk memproduksi keramik atau gelas, (2) gas yang mempunyai komposisi 80% gas N2, CO2 dan O2 yang mirip komposisi gas di udara bebas sehingga tidak banyak menimbulkan polusi, (3) gas NH3 atau amoniak sebagai bahan baku pembuatan pupuk urea, dan (4) gas CO2 yang dikeluarkan selama proses dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan mentana, bahan bakar pengganti bensin .
Akhirnya kami menyarankan pengetahuan awal tentang pasir sebagai energi alternatif masa depan masih perlu dikembangkan lebih lanjut, dan (2) perlu perhatian dari pemerintah, perusahaan, lembaga peneliti dan perguruan tinggi untuk memberikan prioritas dalam mengembangkan energi masa depan.
0 komentar:
Posting Komentar